Thursday, December 27, 2012

7:00 PM 0

Candi Gedong Songo

Bandungan 2012

Setelah mengunjungi Museum Kereta Api Ambarawa dan GMAK selanjutnya kami menuju arah Bandungan, tempat dimana Candi Gedong Songo berada. Untuk menuju kompleks candi ini sebelum Pasar Ambarawa belok kiri. Jalanan lancar, lumayan berkelok namun tikungan dan tanjakannya tidak  terlalu ekstrim. 
Candi peninggalan Hindu ini ditemukan oleh Raffles pada tahun 1804 di wilayah Bandungan, di bangun pada zaman Wangsa Syailendra tahun 927 masehi. Kompleks 9 candi yang tersebar di lereng Gunung Ungaran ini menyajikan pemandangan yang luar biasa indah bagi saya.

Harga tiket untuk masuk Rp 6.000. Tidak jauh dari gerbang beberapa orang mendekati untuk menawarkan jasa kuda. Mereka menakut-nakuti kalau jalan kaki mengelilingi seluruh candi itu sangat sangat jauh. Tarif kuda untuk paket seluruh candi untuk wisatawan domestik Rp 50.000. Berbekal PD karena pernah berhasil di Bukit Kasih Tomohon kami memutuskan untuk berjalan kaki saja, selain untuk ngirit juga sich :D
Gedong Songo berarti sembilan bangunan. Meskipun namanya Gedong Songo, tapi saat ini bangunan candi yang ada disini berjumlah lima saja, mulai dari Candi I hingga Candi V. Kenapa tidak dirubah namanya jadi Gedong Limo ya :p

Komplek Candi Gedong Songo merupakan komplek candi yang berderet mulai dari bawah hingga ke atas pucak bukit. Candi pertama yang akan ditemui tentu saja adalah Candi I yang terletak pada dataran paling rendah. Candinya berciri khas Hindu dengan ukuran yang kecil dan berjumlah hanya satu buah. Dari Candi I bisa langsung menuju ke Candi II. Perjalanan dari Candi I ke Candi II ini lumayan berat karena jaraknya lumayan jauh dan jalanannya tidak beraspal rata. Kemudian jalannya juga menanjak cukup tinggi.

Sebaiknya mempersiapkan air minum untuk perjalanan ini, karena lumayan ngos-ngosan. Tetapi bisa juga membeli minuman dan makanan di tenda-tenda yang ada di sepanjang jalan menuju ke Candi II. Dalam perjalanan ke Candi II akan melewati Vanaprastha Gedong 9 Park dengan membayar biaya tambahan sebesar Rp 5.000 fasilitas taman ini bisa dinikmati. Di taman ini terdapat fasilitas bermain anak seperti flying fox serta pendopo-pendopo yang bisa dgunakan untuk bersantai.

Ada dua jalur yang bisa dilewati untuk sampai ke Candi II. Jalur pertama ini adalah jalur yang saya lewati, jalur dengan petunjuk jalan yang bertuliskan jalur pengunjung. Rutenya lebih panjang dan lebih menanjak. Jalur kedua merupakan jalur kuda yang rutenya lebih pendek dan landai. Untuk melewati jalur kuda ini tidak harus menyewa kuda, bisa tetap berjalan kaki dengan resiko harus mengalah jika berpapasan dengan kuda dan bertemu serta mencium bau kotoran kuda yang semerbak. Titik pertemuan antara jalur pengunjung dan jalur kuda tepat sebelum sampai di Candi II. 
Butuh waktu sekitar 30 menit untuk sampai ke Candi II (termasuk photo-photo). Bentuk dan ukuran Candi II mirip dengan Candi I, hanya pada bagian depannya terdapat reruntuhan batu-batu.

Jarak antara Candi II dan Candi III cukup berdekatan dan jalur pengunjung dari Candi II ke Candi III menjadi satu dengan jalur kuda. Nah dari Candi III ke Candi IV jaraknya lumayan jauh dan akan melewati pemandian air panas. Kalau berminat bisa mandi air panas dengan biaya sekitar Rp 5.000. Jalan menuju air panas ini agak landai, tetapi bukannya lebih mudah tetapi jadi lebih sulit dari menanjak menurut saya, karena harus ngerem, kalau tidak bisa bablas. 

Di Candi IV di sekelilingnya banyak sekali reruntuhan candi baik di sisi samping maupun depan. Sudah cukup melihat Candi IV segera lanjut ke Candi V yang merupakan candi terakhir yang ada di Gedong Songo. Letaknya di atas bukit paling tinggi di antara candi yang lain.
Selesai dari Kompleks Candi ini, rute selanjutnya adalah Taman Djamoe. Sebelumnya mampir dulu untuk makan siang dan mencoba tahu serasi yang terkenal di Bandungan itu. Keistimewaannya tahu serasi buatan Bandungan ini katanya tidak mengunakan pengawet sama sekali dan teksturnya lebih lembut dari tahu putih biasa. Kalau rasanya sich tidak beda jauh. Satu bungkus tahu serasi yang isinya delapan potong dihargai sekitar Rp 10.000. Menikmati tahu serasi goreng, penjual biasanya menyediakan sambel kecap yang dicampur dengan bawang goreng dan irisan cabe.