Wednesday, May 31, 2017

4:00 PM 0

Kemegahan Istano Basa Pagaruyung

Mar 2017

Berlokasi di Batu Sangkar, Istano Basa Pagaruyung yang berdiri saat ini ternyata adalah replika. Istana yang aslinya telah ludes terbakar dan berada di lokasi yang berbeda dari Istana yang sekarang. Istana tiga lantai ini berada persis di sisi jalan raya sehingga mudah dijangkau. Tiket masuknya pun tidak terlalu mahal, yaitu Rp 7.000,-/orang.

Bangunan berupa rumah gadang sama seperti di Minangkabau Cultural Center (MCM) hanya saja jauh lebih besar dan megah. Para pengunjung juga bisa menyewa pakaian adat Minangkabau untuk berfoto di dalam dan di luar Istana dengan biaya yang lebih mahal dari di MCM.

Lantai pertama berupa ruangan memanjang di mana terdapat berbagai pusaka, kamar-kamar tidur dan singgasana. Lantai dua adalah kamar anak perempuan raja yang belum menikah dan lantai tiga adalah ruang penyimpanan. Makin ke atas ruangannya makin kecil.

Yang unik adalah bendera kerajaan sama warnanya dengan bendera negara Jerman loh :D . Warna kuning, merah dan hitam ini melambangkan tiga daerah atau ada juga yang melambangkan tiga karakter daerah asli orang Minang (Pariangan, Agam dan 50 Kota).

lantai pertama berupa ruangan luas yang memajang berbagai benda dalam etalase, kamar-kamar, dan sebuah singgasana dibagian tengah.

Selengkapnya : http://www.kompasiana.com/suci_rifani/cerita-dari-istana-basa-pagaruyung_57c65dc4b27e61d014041b7
lantai pertama berupa ruangan luas yang memajang berbagai benda dalam etalase, kamar-kamar, dan sebuah singgasana dibagian tengah.

Selengkapnya : http://www.kompasiana.com/suci_rifani/cerita-dari-istana-basa-pagaruyung_57c65dc4b27e61d014041b7a

Saturday, May 27, 2017

11:02 AM 0

Yuk Tanam Sendiri Makananmu

Apr 2017

Alasan kenapa saya menulis blog ini adalah karena saya harap dapat berbagi informasi perjalanan yang sudah saya lakukan dan semoga ini bisa membantu teman-teman yang mau jalan-jalan baik ke dalam dan luar negeri tanpa menggunakan jasa agen tour & travel. Dengan membaca kembali kisah perjalanan, saya juga dapat mengenang kembali proses perjalanan yang menyenangkan maupun yang kurang menyenangkan. 

Seperti yang sudah pernah saya ceritakan bahwa frekuensi perjalanan sekarang agak berkurang, saya berusaha mencari hal lain yang tidak membuat keluar dari kejenuhan pekerjaan dan setrikaan yang tidak pernah habis itu. Salah satunya dengan mencoba tanam menanam.

Dulu waktu masih di rumah ortu, mama punya banyak pohon-pohonan buah atau sayuran, yang bisa dimakan gitulah. Ada pepaya, kedondong, belimbing, srikaya, jambu, mangga (yang tidak pernah berbuah sampai sekarang), jeruk limau, jeruk purut, sirih merah, sirih hijau, cabe keriting, ciplukan, pandang dan pohon suji. Semua tanamannya ijo royo-royo, padahal kalau ada bunga-bungaan baguskan ya, jadi lebih berwarna.

Akhirnya pindah ke rumah sendiri, mulailah bebeli bunga-bungaan. Saya bisa beli bibit bunga di kebunbibit.id dan saat Pameran Flora Fauna di Lapangan Banteng. Beberapa bunga berhasil tumbuh dan banyak juga yang meranggas.

Akhir berasa tidak berbakat jadi suamilah yang dikaryakan dan dia jadi suka juga. Di rumah inlaw di Cilacap juga ada pohon pisang, strawberry dan alpukat, jadi sebenarnya dia cukup familiarlah dengan tanam menanam ini. Dan dia lebih telaten, bisa ngajak ngomong taneman juga :D

Tahun kemarin sempat menanam kangkung, bayam, sawi dan kailan dengan sistem hidroponik. Lumayan bisa panen satu kali, setelah itu ga tahan sama hamanya. Awal tahun ini mulai bermekaran bunga-bunga markisa. Berbunga sangat banyak, tapi sayang buahnya tidak sampai 10 buah.

Pandan wangi yang sudah beranak pihak per pot-pot dan ada juga yang sudah dipangkas buang.

Lagi nunggu Pepaya Jepangnya berbunga dan kemudian berbuah (eh bisa berbuah ga sich ini pepaya Jepang).

Bunga Melati Thailand yang semakin hari semakin berkurang daun dan bunganya.

Peppermint dan Chocomint yang lumayan cepat pertumbuhannya.