Garut 2012
Puncak Darajat / Darajat Pass tempat wisata yang baru dibangun di tahun 2010 dengan tiket masuk Rp 15.000/orang. Air kolam yang terdapat di Darajat Pass berasal dari mata air Kawah Darajat sehingga selain panas juga mengandung belerang yang katanya baik untuk kesehatan kulit. Cukup untuk menghangatkan badan di tengah cuaca Kota Garut yang dingin.
Jalan Raya Samarang menuju Darajat dibangun sebagai hasil kerja sama antara PT Chevron, Pertamina, PT Indonesia Power dan Pemerintah Garut. Jalan Raya Garut-Samarang-Pasirwangi-Darajat bisa ditempuh dalam satu jam saja. Melalui Jalan Samarang kita akan melewati Kampung Sampireun dan Rumah Makan Mulih ka Desa, tetapi kami tidak mampir karena kedua tempat tersebut lumayan mahal :D
Sepanjang jalan kita disuguhi oleh petak-petak pertanian yang ditanami berbagai macam sayuran kol, brokoli, cabe, tomat, dan tembakau. Setiap lereng perbukitan memberi warna yang beragam, sayangnya tidak melihat kebun bunga, pasti akan lebih indah dengan melihat bunga yang berwarna warni itu.
Kepulan asap putih terlihat menguasai rongga-rongga udara di salah satu sudut puncak Darajat. Panas bumi yang melimpah ini dimanfaatkan perusahaan seperti PT Chevron dengan sistem geothermalnya.
Banyak fasilitas yang disediakan Puncak Darajat, seperti kolam pemandian air panas, dengan waterboom dan ember tumpahnya. Bisa juga mencoba wisata berkuda, flaying fox, shaking bridge atau ATV track. Flaying Puncak Darajat ini katanya merupakan flaying fox terpanjang di Garut. Tempat outbound yang luas membuat banyak pilihan berwisata.
Karena saat kami datang masih dalam libur sekolah, arena bermain air seperti seluncuran dan ember tumbah sangat padat. Uniknya yang berdiri di bawah ember tumpah sebagian besar adalah ibu-ibu.
Melihat lautan manusia itu, kami menjadi malas untuk ikut nyebur ke kolamnya, akhirnya cuma memandang gunung, makan pop mie dan camilan serta photo-photo. Tidak sampai sejam sudah keluar dari tempat ini :|
Karena saat kami datang masih dalam libur sekolah, arena bermain air seperti seluncuran dan ember tumbah sangat padat. Uniknya yang berdiri di bawah ember tumpah sebagian besar adalah ibu-ibu.
Melihat lautan manusia itu, kami menjadi malas untuk ikut nyebur ke kolamnya, akhirnya cuma memandang gunung, makan pop mie dan camilan serta photo-photo. Tidak sampai sejam sudah keluar dari tempat ini :|
Dalam perjalanan kembali ke Kota Garut, kami singgah di Bukit Alamanda yang terletak di kaki Gunung Guntur. Bukit Alamanda Resort & Resto menyediakan enam suite bungalow yang didesain dengan nuansa tradisional tetapi tidak meniadakan berbagai fasilitas modern. Untuk rasa makanannya biasa saja :)
7 comments:
Wah menarik ni... *catet*
perna ke site nua cevron tp ngak ke puncak derajat nya. kayak nya boleh di ulang nich
seru banget ni aa, anterin aku kesini dong aa
:D saya sebentar lagi mau mampir situ, mudah2an ga mengecewakan... :D thanks for review..
makasih infonya gan , selamat siang.
informasi bagus ini sangat bermnanfat , terimakasih .. yang banyak yah postingannya
Selamat siang ! Kelihatannya beritanya menarik nih, banyak artikel bagus-bagus untuk disimak.moga kabar baik untuk anda dan pembaca semua. Saya pingin tau informasi dan berita terbaru untuk hari ini ! Soalnya saya baru buka nih, mau baca-baca dulu, salam sukses aja untuk anda semua.
Post a Comment