Saturday, May 12, 2012

Short Gateway to Cirebon : Day 1

May 2012

Kemarin saya baru saja menjelajahi Cirebon untuk pertama kalinya selama dua hari. Jarak Jakarta Cirebon juga tidak terlalu jauh, sehingga Cirebon bisa dijadikan alternatif wisata selain Bandung. Dari pengalaman selama di sana, Cirebon memang cukup menyenangkan untuk dijadikan destinasi liburan apalagi perjalanan ini dengan travel partner yang menyenangkan juga ="> :x 

Meskipun Cirebon tidak terlalu besar kotanya tapi banyak yang bisa dilakukan seperti wisata sejarah, wisata kuliner sampai ke wisata belanja batik. Kami menginap di Santika Hotel dan mereka menyediakan antar jemput dari dan ke stasiun. Saat kami tiba, driver dari Santika sudah siap menunggu kami di depan stasiun. Perjalanan dari Stasiun ke hotel sekitar 1/2 jam tanpa macet.

Sebelum berangkat saya sudah googling transportasi umum untuk menjelajah kota Cirebon ini. Untuk sewa mobil rasanya sayang karena kami hanya berdua dan tidak banyak tempat yang akan didatangi, alternatif lain naik ojek, ini juga bukan pilihan karena Cirebon terkenal panas, dan kalau saya dibawa kabur abang ojeknya gimana..hehe..Jadi pilihan jatuh ke jalan kaki dan naik angkot. Yups naik angkot...beruntung sekali saya menemukan ada yang share rute-rute angkot Cirebon di Kaskus Regional Cirebon.

Setelah check in dan istirahat sebentar kami segera keluar untuk mencari makan siang. Kami berjalan ke arah stasiun untuk mencari warung makan tapi tidak ketemu, ada sich ketemu satu warung, tapi makanan yang tersisa soto jeroan..huuuh...engga bisa kemakan itu mah sama saya. Jadinya kami naik angkot ke Empal Gentong Amarta di daerah Plered. Tarif angkotnya Rp 2.000,-/ orang. Setelah selesai makan kami menyewa becak untuk mengelilingi Kampung Batik Trusmi, si Bapak becak minta harga PP Rp 20.000,- yang menurut kami tidak terlalu mahal jadi tidak ditawar lagi.
Pilih2 batik di Kampung Batik Trusmi
Untuk makan malam kami menuju Nasi Jamblang Mang Dul di perempatan Grage dengan berjalan kaki. Lumayan jauh dari hotel tapi tidak terasa karena kami sambil mengobrol dan foto-foto sekalian olah raga. Tapi sepertinya kami kemalaman. Saat kami datang tempatnya sudah ramai, pada berdesak-desakan memesan makanannya, ada banyak menu sebenarnya tapi saat sampai giliran kami sudah hampir habis lauk-lauknya, jadi tidak selera lagi untuk makan di sini.

Tidak berhasil makan di Nasi Jamblang Mang Dul kami mencoba peruntungan di Nasi Jamblang Bu Nur. Nasi jamblang sebenarnya adalah nasi biasa, hanya nasinya dialasi daun pohon jati dengan banyak pilihan lauk seperti tahu goreng, tempe goreng, telur dadar, paru-paru kering, bergedel, otak goreng, sate usus, ikan tongkol, semur gading sapi, dan aneka pepes. 

Untuk rasa makannya tidak istimewa menurut saya, hanya nasi yang dialasi daun jati itu yang harum sekali. Sang partner cukup menikmati karena sambalnya makyus katanya (saya tidak coba sambalnya). Eh tapi dia kalau sama makanan review-nya hanya enak dan enak sekali. Harga makanannya tidak terlalu mahal, jadi yoweslah dibawa asik aja pencarian jauh si nasi jamblang ini.

Setelahnya kami kembali ke hotel dan ngobrol-ngobrol di lobby hotel sampai agak malam. Nah saya tuh duduk di sofa yang depannya ada kaca besar. Selama mengobrol itu ntah kenapa saya sering reflek memandang itu kaca (bukan pengen ngaca ya). Satu hal lagi ini adalah trip pertama saya di mana saya tidur di kamar hotel sendirian dan sepanjang malam saya tidak bisa tidur pulas karena mendengar bunyi macam-macam. Karena kamar saya di pojok dan di bawahnya area taman dan kolam renang, ya saya pikir ada yang masih wara wiri di bawah jadi berisik. Setelah kembali ke Jakarta saya cerita ke Jeng Vira, dan ternyata katanya bahwa Santika Cirebon itu memang spooky berdasarkan pengalamannya beberapa menginap di sana saat business trip. Oh my.....untung ga sampe diliatin :((

Dinding2 di Keraton ini dipenuhi dengan keramik menyerupai piring hias..

No comments: