Dua tahun lalu tepat di bulan Mei juga, bersama dengan teman-teman kuliah, saya mengunjungi Bromo tanpa sukses mencapai kawahnya, muntah-muntah selama perjalanan di jeep sampai di Penanjakan dilanjutkan terus sampai di Pura Luhur Poten, baru seger lagi setelah di tiba padang savana.
Tahun ini dengan teman kantor mencoba peruntunggan dengan kembali mengunjungi Bromo dengan rute berbeda, dengan tekad bisa sampai ke puncak kawah Bromo dan tanpa ada jackpot lagi. Jika sebelumnya dari bandara Juanda kami langsung ke Bromo, kali ini kami bermalam di Malang dahulu baru kemudian ke Bromo.
Kami sampai kira-kira pukul 4 subuh dan mendapati Puncak Pananjakan sudah dipenuhi banyak orang yang ingin melihat sunrise dan udaranya dingin banget. Setelah dari Puncak Pananjakan, kami turun ke kawah Gunung Bromo. Kali ini Pura Luhur Poten dibuka karena baru saja ada upacara keagamaan di sana.
Jangan lupa bawa masker jika ingin menuju kawah Bromo karena sangat berdebu dan bau kotoran kuda :D. Untuk mencapai puncak bisa dengan menyewa kuda seharga Rp 100.000,-/sekali jalan, jadi kalau naik kurun PP itu Rp 200.000,-. Tetapi menurut saya naik kuda ini cukup menyeramkan apalagi saat turunnya. Jadi lebih baik jalan aja deh, kalau cape bisa berhenti sambil photo-photo dulu ;)
Setelah sekitar 1,5jam (kelamaan istrirahat dan photo-photo) sampai juga di anak tangga menuju puncak kawah. Ada ratusan anak tangga, agak curam bagi saya dan sempit, jadi harus ngantri dan jalan pelan-pelan. Setelah sampai di atas terlihat kawah yang masih aktif, bau belerang terasa banget. Apakah sebanding dengan perjuangan untuk ke Puncak Bromo ini? Kalau menurut saya ENGGA...hahaa....
No comments:
Post a Comment