Monday, May 2, 2016

10:17 PM 0

Wisma Banteng Savana Bekol

Dec 2015
Wisma Banteng
Mau back to nature ceritanya, menikmati sensasi menginap  di tengah hutan, jadilah kami menginapnya di Wisma Banteng yang berada di Savana Bekol Taman Nasional Baluran. Saat menginap di sini kami dihimbau untuk menutup pintu dan semua jendela agar tidak ada monyet-monyet jahil yang masuk dan membuat kekacauan di wisma.
Wisma Banteng - Savana Bekol - Taman Nasional Baluran
Karena berada di kawasan konservasi jadi fasilitas yang tersedia agak terbatas. Listrik di penginapan ini hanya menyala dari pukul 18.00 sampai 23.00 saja. Kamar-kamarnya juga kurang bersih dalam arti banyak serangga-serangga kecil di kasur dan kaca jendela. 
Kamar Utama Wisma Banteng dengan AC
Kamar kedua, ranjang twin tanpa AC tanpa kipas angin
Semakin malam semakin banyak serangga yang keluar, ada juga 3 tokek yang menemani kami tidur malam itu. Saya yang langsung sugesti gatal-gatal saat melihat serangga-serangga di kamar itu, akhirnya memutuskan untuk tidur di sofa ruang tengah saja, yang kemudian diikuti teman-teman lain yang memindahkan kasur dari kamar tidur ke ruang tengah.Untuk bisa tidur malam itu saya minum antimo dan semprot-semprot Thieves Spray dari Young Living.
Dapur Wisma Banteng, di depan kamar mandi
Di dapur tersedia panci dan piring yang mencurigakan juga kebersihannya. Area kamar mandi cukup bersih, airnya dingin dan mengalir deras. Saat listrik mati, air masih tetap menyala. 
Salah satu Tokek yang hilir mudik di Wisma Banteng
Untuk makan malam, kami memesan nasi soto di rumah makan di Pantai Bama siang sebelumnya. Sekitar magrib makanan diantar bersamaan dengan si Bapak pemilik rumah makan tersebut pulang. Kelebihan menginap di dalam taman nasional adalah kita dapat langsung mengamati kehidupan alam liar di waktu pagi hari. 
Ruang tengah Wisma Banteng, jendela harus ditutup agar tidak ada monyet jahil masuk

Sunday, May 1, 2016

1:57 PM 0

How I Spend My Weekend : Big Bad Wolf 2016

Apr 2016

Datang ke acara pameran ini secara tidak sengaja, setelah pulang dari AEON Mall, liat spanduk-spanduknya di sekitaran ICE BSD City, langsunglah iseng geret suami untuk mampir. Suami yang sudah mulai terbiasa digeret-geret hanya bisa pasrah :D

Jadi Big Bad Wolf Book Sale ini merupakan bursa buku impor. Sebelum diadakan di Indonesia, sebelumnya telah beberapa kali diadakan Malaysia. Kami sampai di ICE sekitar jam 6 sore, dapat parkir di gedung, hall pameran cukup ramai tetapi belum ada antrian. 

Display buku dibagi berdasarkan genre. Favorit saya adalah di bagian buku-buku anak...wooW such in heaven (masa kecil kurang banyak punya buku)

Tapi bener d, buku-bukunya banyak banget dan bagus-bagus, walau terbitan lama, jarang ada buku terbitan baru. Ketemu buku favorit sewaktu kecil dulu...Noddy...Selain buku-buku impor ada juga buku dengan Bahasa Indonesia dari penerbit Mizan dengan harga sekitar 5000-an rupiah.


Pada kali pertama datang ini hanya sedikit yang terbeli kerena syok liat buku-buku yang banyak banget itu. Sampai rumah akhirnya galau, jadinya ga pakai lama esok harinya minta balik lagi sama suami. Kedatangan kedua ini sudah mulai terlihat antrian di pintu masuk, tapi tidak terlalu lama. Buku-bukunya mulai acak-acakan dan antrian kasir panjang mengular.

Beberapa tips supaya bisa lebih enak belanja di BBW menurut versi saya :
- Untuk pembayaran sebaiknya membawa tunai atau kartu kredit. Kartu debit yang diterima disini hanya dari Bank Mandiri. Untuk kartu kredit Mandiri ada cicilan 0%;

- Struk belanja jangan langsung disimpan atau malah dibuang, karena pada pintu keluar akan ada petugas yang memeriksa untuk memastikan kesesuaian barang yang kita bawa dari ruang pameran dengan struk belanja kita;

Please please tolong kembalikanlah buku-buku yang tidak jadi kamu beli ke tempat semula. Jangan mengobrak - abrik meja, karena ada yang mungkin memang ingin mendapatkan buku tersebut tapi akhirnya tidak menemukannya.